Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2009

Kekurangan Pangan : Perlukah Koreksi Kebijakan Ekonomi ?

Kekurangan Pangan : Perlukah Koreksi Kebijakan Ekonomi ? Yuhka Sundaya Program Studi Ilmu Ekonomi Unisba Kekurangan pangan merupakan masalah ekonomi yang klasik. Fenomena kekurangan pangan selalu muncul dan nampaknya kian serius. Komoditi pangan beragam macamnya. Namun beras dan kacang-kacangan (kedelai misalnya) merupakan komoditi pangan yang banyak dipersoalkan. Ya, karena beras merupakan bahan makanan pokok dan kedelai merupakan bahan makanan olahan kesukaan orang Indonesia, misalnya tempe, tahu dan susu kedelai. Pada pihak lain, kebijakan ekonomi tidak kurang diarahkan untuk mengatasi kekurangan pangan. Di dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) tahun 2004 misalnya, masalah ketahanan pangan merupakan salah satu sasaran dari kebijakan revitalisasi pertanian. Meski perekonomian Indonesia (kita) khas dengan ciri negara agraris, namun kita masih ketergantungan dengan komoditi impor. Sekurang-kurangnya komoditi beras dan kedelai. Impor beras dan kedelai kita masih besar untuk m...

Kekurangan Pangan : Perlukah Koreksi Kebijakan Ekonomi ?

Kekurangan Pangan : Perlukah Koreksi Kebijakan Ekonomi ? Yuhka Sundaya Program Studi Ilmu Ekonomi Unisba Kekurangan pangan merupakan masalah ekonomi yang klasik. Fenomena kekurangan pangan selalu muncul dan nampaknya kian serius. Komoditi pangan beragam macamnya. Namun beras dan kacang-kacangan (kedelai misalnya) merupakan komoditi pangan yang banyak dipersoalkan. Ya, karena beras merupakan bahan makanan pokok dan kedelai merupakan bahan makanan olahan kesukaan orang Indonesia, misalnya tempe, tahu dan susu kedelai. Pada pihak lain, kebijakan ekonomi tidak kurang diarahkan untuk mengatasi kekurangan pangan. Di dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) tahun 2004 misalnya, masalah ketahanan pangan merupakan salah satu sasaran dari kebijakan revitalisasi pertanian. Meski perekonomian Indonesia (kita) khas dengan ciri negara agraris, namun kita masih ketergantungan dengan komoditi impor. Sekurang-kurangnya komoditi beras dan kedelai. Impor beras dan kedelai kita masih besar untuk m...

EKSPOR BERAS, KELEMBAGAAN DAN NASIB EKONOMI PETANI PADI

EKSPOR BERAS, KELEMBAGAAN DAN NASIB EKONOMI PETANI PADI Yuhka Sundaya Ketua Penelitian & Pengembangan Ikatan Alumni Universitas Islam Bandung Indonesia mengekspor beras. Ini menunjukkan bahwa sektor pertanian kita mengalami kemajuan karena mampu bersaing di pasar internasional. Dan bahkan menjadi petunjuk bahwa negara kita sudah mampu memenuhi kebutuhan domestik yang disebut dengan swasembada beras. Mustafa, Direktur Bulog, memandang bahwa upaya Bulog untuk mengekspor beras menjadi stimulus bagi peningkatan kesejahteraan petani. Petani diharapkan terangsang untuk menanam padi varietas ekspor yang menawarkan harga lebih tinggi dibandingkan dengan harga domestik, bahkan diharapkan dapat meningkatkan kemampuan produksinya. Apakah harapan ini bisa terjadi ? Apa kemudian yang menjaminnya ? Tentu saja jesejahteraan yang lebih baik menjadi penantian bagi petani kita. Petani padi merupakan sentral dalam mewujudkan impian pemerintah untuk dapat bersaing di pasar beras internasional. Tanpa p...

Alasan dibalik Pengurangan Subsidi बबम : Pendugaan

Alasan dibalik Pengurangan Subsidi BBM Yuhka Sundaya Dosen Program Studi Ilmu Ekonomi Universitas Islam Bandung (UNISBA) Kekuatan mahasiswa dan organisasi masyarakat (Ormas) bersatu melawan kebijakan pemerintah yang telah mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM). Mereka berjuang untuk membela orang-orang miskin. Praktisnya, pengurangan subsidi BBM secara langsung dapat meningkatkan harga BBM hingga 28,7 persen, lebih rendah dari tahun 2005. Secara historis, mereka memandang bahwa kenaikan harga BBM selalu memicu inflasi atau kenaikan harga barang dan jasa secara umum. Inflasi ini kemudian menekan daya beli orang-orang miskin, karena pada saat yang bersamaan orang miskin tidak mungkin memacu pendapatannya secepat inflasi. Bukan hanya mahasiswa dan ormas yang miris dengan kebijakan pemerintah itu, lebih dari itu melalui beragam media, beberapa ahli ekonomi turut menjustifikasi alasan penolakan atas kebijakan pemerintah tersebut. Sehingga tidak menutup kemungkinan, argumentasi mereka ...