Langsung ke konten utama

KEBIJAKAN EKONOMI UNTUK MEREDAM EKSTERNALITAS NEGATIF : Contoh Aplikasi


Abstrak. Essay ini menjelaskan tiga macam pemecahan masalah terhadap eksternalitas negatif. Contoh aplikasinya menyajikan masalah hipotetis antara dua pihak yang bertikai : pabrik dan pembudidaya ikan. Pembudidaya ikan menerima eksternalitas negatif berupa limbah cair yang bersumber dari kegiatan produksi pabrik. Terdapat tiga alternatif kebijakan ekonomi untuk merespon eksternalitas negatif tersebut : internalisasi, pajak dan memfungsikan pasar. Implementasi setiap alternatif kebijakan ekonomi tersebut memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Analisa kebijakan ekonomi tersebut menggunakan pemrograman matematik sederhana. Solusi setiap model dalam contoh aplikasi dibantu oleh Microsoft Math. Belajar dari contoh aplikasi, alternatif kebijakan internalisasi dan memfungsikan pasar nampaknya lebih mudah dibandingkan kebijakan pajak limbah.

Kata kunci : Eksternalitas negatif, kebijakan internalisasi, kebijakan pajak limbah, kebijakan memfungsikan pasar.

Komentar

  1. Pembaca yang tertarik untuk membaca keseluruhan isi artikel dapat mengajukan permintaan ke yuhkas@yahoo.com. Insya Allah segera dikirim. Trims

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

MASYARAKAT ADAT DI KOTA CIMAHI

Masyarakat Adat di Kota Cimahi   Yuhka Sundaya Departemen Ekonomi Pembangunan Unisba 2020 Prolog Rencana ‘momotoran’ di Kota Cimahi bergeser jadi ‘berwisata’. Pasalnya, Faisal, alumni Ekonomi Pembangunan Unisba 2016, mengajak kita ke Masyarakat Adat Cireundeu. Mengingatkan pada rencana kelas Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Tahun 2018, namun karena kondisi tidak memungkinkan, saat itu, tidak terealisasi. “Kita” yang dimaksud adalah Saya, Alfan yang saat ini masih bimbingan riset skripsi J , Faisal, Denis dan Jimly yang berdomisili di Bandung dan Cimahi. Mereka satu angkatan. Seminggu sebelumnya, kecuali Jimly, teman-teman ini ngaliwet di rumah Saya, dan merencanakan ‘momotoran’, Sabtu 22 Mei 2021, ‘yaaa’, niatnya, menyegarkan pikiran penat saat pandemi ‘lah’. Tapi Faisal malah mengajak berkunjung ke Masyarakat Adat Cireundeu di daerah Leuwigajah. Nama Masyarakat Adat Cireundeu ini, sudah Saya dengar dan pelajari sedikit demi sedikit sejak 4 tahunan lalu. Saya te...

MENGAPA 1 + 1 = 2 ?

MENGAPA 1 + 1 = 2 ? Yuhka Sundaya Ekonomi Pembangunan Unisba Kebanyakan orang, mungkin, termasuk anak-anak saya yang sekolah dasar kelas 2 dan 6, menjawab bahwa 1 + 1 = 2, “karena “aturan”nya begitu di sekolah” jawab mereka. Mereka “ngata-ngatain” ayahnya, menertawakan seolah pertanyaan bodoh. Sama halnya dengan jawaban ibu mereka, dan saya juga, tentunya, yang sama - sama mengalami tradisi pembelajaran matematika dari zaman sekolah dasar. Bahkan, salah satu teman saya, menjawab dengan ekspresi emosional. Mungkin menganggap pertanyaan itu tidak relevan, karena menganggap jawabannya sudah mapan. Bagi mereka yang sudah advance , mungkin akan menggunakan 3 aturan utama atau properti dalam komputasi, yaitu refleksif, simetri, dan transitif. Dimana 1 + 1 sama dengan 2 ditempuh dan dibuktikan dengan proses suksesif bilangan. Komputasi, bagi manusia, digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Seorang ibu rumah tangga menggunakannya untuk mengalokasikan uang belanja, dan komposisi bumbu atau bahan...

IDE IBNU KHALDUN TENTANG KEUNTUNGAN DAN REZEKI

IDE IBN KHALDUN TENTANG KEUNTUNGAN DAN REZEKI Yuhka Sundaya Departemen Ekonomi Pembangunan Unisba Sekitar 7 abad yang lalu telah hadir cendekia yang telah mewariskan ilmu bagi bangsa-bangsa di dunia ini. Mewariskan buku yang terus menambah amalannya di alam kubur seiring dengan bertambahnya pembaca dari zaman ke zaman. Ia adalah Ibn Khaldūn, dengan nama lengkap Walī al-Dīn ʿAbd al-Raḥmān ibn Muḥammad ibn Muḥammad ibn Abī Bakr Muḥammad ibn al-Ḥasan Ibn Khaldūn, lahir pada 27 Mei 1332 di Tunis, dan meninggal pada 17 Maret 1406 menginjak usia 74 tahun.   Kita curahkan do'a semoga beliau senantiasa dimuliakan Allah subhanahu wa ta'ala. Pada tahun 1375, dalam pengasingan dari aktivitas politik yang melelahkan, Ibn Khaldūn mengambil langkah paling penting dalam hidupnya. Ia dan keluarganya berlindung di Qalʿat ibn Salamah, dekat tempat yang sekarang menjadi kota Frenda, Aljazair dari suku Awlād ʿArīf. Disana ia menghabiskan empat tahun, "bebas dari semua keasyikan," dan men...