Langsung ke konten utama

Cara Mengulas Bahan Bacaan

Oleh
Yuhka Sundaya

Bahan Bacaan Mahasiswa
Bahan bacaan bagi mahasiswa adalah buku dan artikel jurnal. Keduanya memiliki kesamaan. Sama-sama memiliki judul dan sistematika. Jadi cara mengulas atau mereviewnya akan sama. 

Sistematika Bahan Bacaan 
Komponen bahan bacaan mencakup : judul, Bab, dan Sub Bab. Judul adalah representasi atau abstraksi dari seluruh bab pada bahan bacaan. Bab adalah representasi atau abstraksi dari Sub Bab. Sub Bab adalah representasi atau abstraksi dari alinea yang tersaji pada sub bab tersebut. Oleh karena itu, antara judul, bab, sub bab, dan alinea pada sub bab tersebut haruslah konsisten. Antar komponen harus saling menjelaskan satu sama lain. 
Sistematikanya seperti ini :

  • Judul (Simpul Ide Pokok Bab)
    •  Bab (Simpul Ide Pokok Sub Bab)
      • Sub Bab (Simpul Ide Pokok Alinea)
        • Alinea (Ide pokok)

Namun ada juga bahan bacaan tanpa komponen Sub Bab, sehingga Bab pada bacaan tersebut merepresentasikan ide pokok pada kumpulan alinea. Lebih hebat lagi, apabila kita melakukan cross check terhadap bahan bacaan atau referensi yang ditampilkan penulis buku atau artikel jurnal. Memahaminya, dan menguji apakah yang dikutip penulis sesuai dengan referensinya yang original.

Prosedur Mengulas Bahan Bacaan 

  1. Berikan argumentasi anda terhadap komponen besar bahan bacaan : judul, bab, dan sub bab.
  2. Komentari kesesuaiannya.
  3. Pada setiap sub bab, pahami ide pokok pada setiap alinea, dan sajikan ringkasannya dengan redaksi sendiri.
  4. Catatlah hal-hal yang sulit dipahami dalam konteks hubungan antar komponen bahan bacaan untuk menjadi bahan bahasan diskusi.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

MASYARAKAT ADAT DI KOTA CIMAHI

Masyarakat Adat di Kota Cimahi   Yuhka Sundaya Departemen Ekonomi Pembangunan Unisba 2020 Prolog Rencana ‘momotoran’ di Kota Cimahi bergeser jadi ‘berwisata’. Pasalnya, Faisal, alumni Ekonomi Pembangunan Unisba 2016, mengajak kita ke Masyarakat Adat Cireundeu. Mengingatkan pada rencana kelas Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Tahun 2018, namun karena kondisi tidak memungkinkan, saat itu, tidak terealisasi. “Kita” yang dimaksud adalah Saya, Alfan yang saat ini masih bimbingan riset skripsi J , Faisal, Denis dan Jimly yang berdomisili di Bandung dan Cimahi. Mereka satu angkatan. Seminggu sebelumnya, kecuali Jimly, teman-teman ini ngaliwet di rumah Saya, dan merencanakan ‘momotoran’, Sabtu 22 Mei 2021, ‘yaaa’, niatnya, menyegarkan pikiran penat saat pandemi ‘lah’. Tapi Faisal malah mengajak berkunjung ke Masyarakat Adat Cireundeu di daerah Leuwigajah. Nama Masyarakat Adat Cireundeu ini, sudah Saya dengar dan pelajari sedikit demi sedikit sejak 4 tahunan lalu. Saya te...

MENGAPA 1 + 1 = 2 ?

MENGAPA 1 + 1 = 2 ? Yuhka Sundaya Ekonomi Pembangunan Unisba Kebanyakan orang, mungkin, termasuk anak-anak saya yang sekolah dasar kelas 2 dan 6, menjawab bahwa 1 + 1 = 2, “karena “aturan”nya begitu di sekolah” jawab mereka. Mereka “ngata-ngatain” ayahnya, menertawakan seolah pertanyaan bodoh. Sama halnya dengan jawaban ibu mereka, dan saya juga, tentunya, yang sama - sama mengalami tradisi pembelajaran matematika dari zaman sekolah dasar. Bahkan, salah satu teman saya, menjawab dengan ekspresi emosional. Mungkin menganggap pertanyaan itu tidak relevan, karena menganggap jawabannya sudah mapan. Bagi mereka yang sudah advance , mungkin akan menggunakan 3 aturan utama atau properti dalam komputasi, yaitu refleksif, simetri, dan transitif. Dimana 1 + 1 sama dengan 2 ditempuh dan dibuktikan dengan proses suksesif bilangan. Komputasi, bagi manusia, digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Seorang ibu rumah tangga menggunakannya untuk mengalokasikan uang belanja, dan komposisi bumbu atau bahan...

IDE IBNU KHALDUN TENTANG KEUNTUNGAN DAN REZEKI

IDE IBN KHALDUN TENTANG KEUNTUNGAN DAN REZEKI Yuhka Sundaya Departemen Ekonomi Pembangunan Unisba Sekitar 7 abad yang lalu telah hadir cendekia yang telah mewariskan ilmu bagi bangsa-bangsa di dunia ini. Mewariskan buku yang terus menambah amalannya di alam kubur seiring dengan bertambahnya pembaca dari zaman ke zaman. Ia adalah Ibn Khaldūn, dengan nama lengkap Walī al-Dīn ʿAbd al-Raḥmān ibn Muḥammad ibn Muḥammad ibn Abī Bakr Muḥammad ibn al-Ḥasan Ibn Khaldūn, lahir pada 27 Mei 1332 di Tunis, dan meninggal pada 17 Maret 1406 menginjak usia 74 tahun.   Kita curahkan do'a semoga beliau senantiasa dimuliakan Allah subhanahu wa ta'ala. Pada tahun 1375, dalam pengasingan dari aktivitas politik yang melelahkan, Ibn Khaldūn mengambil langkah paling penting dalam hidupnya. Ia dan keluarganya berlindung di Qalʿat ibn Salamah, dekat tempat yang sekarang menjadi kota Frenda, Aljazair dari suku Awlād ʿArīf. Disana ia menghabiskan empat tahun, "bebas dari semua keasyikan," dan men...