PENGANTAR EKONOMI POLITIK DAN KELEMBAGAAN



Disadur dari Clark, B. Political Economy : a compatative approach. Praeger. Second Edition. London.

Mengapa Mempelajari Ekonomi Politik dan Kelembagaan

Kita-manusia, makan dan minum setiap hari. Kenapa ? Jawaban anak kecil adalah “karena lapar”. “Kalau tidak makan dan minum kita lapar, kemudian sakit dan bisa mati” jawab Satria anak Saya. Mungkin Anda sepakat juga dengan jawaban tersebut. Ini salah satu alasan dengan perspektif lebih luas :[1]
Menurut penelitian yang dilansir dari indiatimes.com, ada satu tujuan penting dari makan bagi manusia dan tujuan ini bisa menginspirasi Anda untuk lebih bijak dalam memilih menu makanan. Tujuan tersebut adalah makanan membantu manusia agar selalu sehat dan waras.
Makanan yang ada di sekitar Anda memiliki banyak nutrisi tersembunyi di dalamnya yang penting untuk kesehatan tubuh. Tak hanya sayur dan buah saja, makanan sehat ada banyak macamnya seperti biji-bijian, kacang-kacangan, ikan laut, hingga daging merah. Umumnya pilihan makanan ini memang tidak bisa membuat Anda merasa kenyang secara full namun bermanfaat sangat tinggi untuk kesehatan tubuh Anda. Sayangnya pilihan makanan yang ada saat ini atau makanan yang dijual di luaran sana tidak bisa mencakup semua nutrisi yang dibutuhkan tubuh. Makanan tersebut hanya memberikan efek kenyang saja tanpa mampu menguatkan tubuh.
Beberapa pilihan makanan tidak sehat yang Anda temui di luaran sana adalah yang tinggi akan zat gula dan garam. Padahal menurut penelitian, zat makanan ini justru akan membuat otak menjadi 'rakus' dan memaksa Anda untuk terus makan. Obesitas mungkin menjadi efek buruk yang dapat terlihat. Namun di baliknya ada serangkaian penyakit yang siap mengintai kesehatan tubuh Anda. Jadi, bijaklah dalam memilih makanan. Berikan rasa kenyang tidak hanya untuk fisik Anda namun juga mental Anda.
Pertanyaan yang sama kita ajukan pada mata kuliah ini. Mengapa kita perlu mempelajari Ekonomi Politik dan Kelembagaan ? mengapa wajib, sehingga tanpa mengontrak mata kuliah ini, Anda tidak bisa ikut sidang, yang artinya tidak bisa lulus. Juga, mengapa waktu perkuliahannya 2 SKS ?
Jawabannya diurut dari sosok (sikap, ketrampilan dan pengetahuan) sarjana ekonomi apa yang distandarisasi oleh Program Studi Ilmu Ekonomi. Mari kita lihat opsi profil lulusannya :
1.      Sosok yang memiliki ketertarikan yang kuat terhadap permasalahan ekonomi dan pembangunan yang dihadapi wilayah dan masyarakat, yang didukung kemampuan menggunakan dan mengolah data untuk memecahkan permasalahan tersebut di bawah bimbingan peneliti utama.
2.      Sosok yang memiliki kemampuan memahami fenomena ekonomi yang didasarkan pada pemikiran logis, sistematis dan ilmiah.
3.      Sosok profesional yang menguasai prinsip-prinsip ekonomi untuk analisis pembiayaan pada berbagai lembaga keuangan.
4.      Pelaku usaha yang mampu menjalankan bisnis, memiliki jiwa kewirausahaan yang berciri inovatif dan mandiri serta mampu memanfaatkan peluang bisnis yang berlandaskan etika bisnis Islam.
5.      Sosok yang memiliki kemampuan mendampingi, memfasilitasi, memberikan advokasi dan konsultasi terkait pembangunan.
Point 1 dan 2 menampilkan sosok ilmuwan. Ilmuwan harus mampu menghasilkan informasi yang valid dan kredibel. Point 3 dan 4 menampilkan sosok pengambil keputusan masing-masing pada lembaga keuangan dan usaha yang dipimpinnya, yang memerlukan juga ketelitian dalam mengambil keputusan bisnis. Point 5 menampilkan sosok mujaddid dalam pembangunan ekonomi. Kemampuan point tersebut memerlukan sikap, pengetahuan dan ketrampilan. Salah satunya dari ekonomi politik dan kelembagaan.
Ekonomi politik dan kelembagaan membahas isu kemakmuran dan keadilan. Interaksi aktivitas dan kebijakan ekonomi dan politik sering menimbulkan konflik untuk mencapai kemakmuran dan keadilan.
“Politik ekonomi adalah awal mula ilmu sosial” papar Clark (1998). Ia menjelaskan bahwa ahli teori seperti Adam Smith, John Stuart Mill dan Karl Marx, mereka telah membangun visi sistem sosial. Setidaknya, hingga akhir pertengahan abad ke-19 politik ekonomi terkelompok pada ilmu ekonomi, ilmu politik, sosiologi, sejarah sosial, psikologi sosial, dan filsafat sosial. Mengapa ? Ilmuwan sosial berusaha memelihara kekuatan analitis dan presisi ilmu alam, berusaha memelihara objektivitas ilmu pengetahuan, dengan cara menampilkan logika dan data faktual, ilmuan sosial berusaha memecah isu politik (dari konteks ilmu politik ekonomi).
Para ahli ekonomi, kemudian, fokus pada upaya individu (manusia) dalam memperoleh kesejahretaan material dalam ‘sistem’ pasar. Asumsi rasionalitas individu dan penggunaan uang sebagai ukuran untuk mengukur penyebab dan dampak mendorong ahli ekonomi untuk membangun teori yang sebagaian besar diambil dari ilmu fisika pada abas ke-19.
Ilmu ekonomi moderen sering memperoleh skeptisisme dari ilmuan sosial lainnya. Kritiknya diarahkah terhadap asumsi yang sederhana mengenai perilaku manusia, kepentingan material, buta terhadap hubungan sosial, dan jargon esoteriknya. Ilmuan sosial, secara diam-diam menyatakan kekagumannya terhadap ilmu ekonomi yang memberikan konsep, teori, dan metode analisis dari apa yang mereka sebut “ilmu suram”.

Politik, Ekonomi dan Ekonomi Politik

Apa perbedaan istilah ekonomi, politik dan kata gabungannya “ekonomi politik” ? Batas pemahaman istilah ekonomi dan politik disajikan pada matrik berikut :

Ekonomi
Politik
Tujuan
Kemakmuran
Keadilan
Area Kelembagaan
Pasar
Pemerintah
Aktor
Individu
Masyarkat

Ekonomi adalah usaha pemakmuran individu melalui pasar, sedangkan politik adalah usaha pencapaian keadilan melalui kekuasaan pemerintah.
Ekonomi terkait dengan upaya untuk mencapai standar hidup material yang tertinggi dari sumber daya yang tersedia. Tujuan utama ekonomi ada tiga : efisiensi, pertumbuhan dan stabilitas. Politik, pada sisi lain, terkait dengan upaya untuk membangun dan melindungi hak warga masyarakat. Tujuan politik adalah keadilan, yang juga mencakup dua dimensi : kemerdekaan individu, persamaan dalam distribusi manfaat dan kewajiban, dan tatanan sosial.
Perbedaan antara ekonomi dan politik, yang semata – mata mengacu pada tujuannya, biasanya kurang memuaskan. Kemakmuran dan keadilan tidak mungkin terkait. Mengapa ? Masyarakat yang makmur cenderung diartikan sebagai masyarakat yang berkeadilan, sebab rentang pilihan individunya lebar dan cenderung tertata. Sebaliknya, masyarakat berkeadilan memperoleh kemakmuran dengan membuka kesempatan, imbalan yang adil, dan setiap individu aman untuk melakukan produksi dan akumulasi kekayaan. Kemakmuran dan keadilan bersifat saling menguatkan (mutually reinforcing). Namun perbedaan yang mengacu pada tujuan tersebut tidak meyakinkan. Ekonomi dan politik fokus mempromosikan kesejahteraan manusia dengan mempertahankan kemakmuran dan keadilan.
            Politik sering mengacu pada aktivitas pemerintahan, sementara ekonomi terkait dengan kegiatan yang terjadi pada pasar. Kira mebedakanya dari beberapa istilah yang dipahami umum. Dalam politik kita mengenai label kampanye, pemilihan (election) dan lembaga legislative, sementara kegiatan pada pasar contohnya adalah pertukarang barang dan jasa dengan uang. Ini cenderung ambigu. Seperti halnya transaksi ekonomi, kegiatan politik juga sering mencakup pertukaran manfaat (mutually beneficial exchange) diantara orang atau kelompok yang berkepentingan. Contohnya, warga masyarakat akan mematuhi hukum, sementara pemerintah melindungi hak-hak mereka.
            Sebaliknya, pasar memiliki ragam dimensi politik. Dalam perusahaan, kegiatan ekonomi sering dicapai oleh kelompok yang secara kolektif fokus pada tujuan bersama. Para pekerja menjadi agen dari bosnya (yang mempekerjakan). Pekerja diatur oleh peraturan pemerintah tentang ketenagakerjaan. Kekuatan korporasi sering mempengaruhi kebijakan pemerintah. Oleh karena itu, kegiatan ekonomi memiliki konsekuensi public, dan menjadi isu politik. Berdasarkan contoh ini, perbedaan ekonomi dan politik atas dasar are kelembagaan tidak juga memuaskan.
            Dari perspektif aktor, kegiatan ekonomi dicapai oleh tindakan perorangan sebagai individu yang otonom, sementara kegiatan politik menampilkan upaya masyarakat yang secara kolektif mencapai tujuannya. Ekonomi, dari isilah Yunani, adalah aturan rumah tangga (oikos = rumah tangga, nomos = aturan) – prinsip pengelolaan rumah tangga. Politik, pada pihak lain, berasal dari istilah Yunani juga, yaitu Polis. Polis berarti masyarakat atau komunitas. Mengacu pada Aritoteles, kehidupan publik polis adalah wilayah dimana terdapat kemerdekaan dan pembangunan manusia terjadi. Meskipun kegiatan ekonomi sebagai al mendasar bagi kelangsungan hidup manusia, mereka gagal untuk terlibat dalam kapasitas manusia untuk bekerjasama dan membuat keputusan kolektif berbasis pada argument, dialog, persuasi, dan kompromi.
            Membedakan ekonomi dan politik mengacu pada aktor utama adalah problematik. Problematikanya dalam membedakan pilihan publik dan individu. Pada masyarakat demokratis, pilihan kolektif masyarakat harus merefleksikan preferensi aggregate. Individu dan kelompok yang merasa tidak terefleksi dalam preferensi tersebut menampilkan upayanya melalui lobby, kampanye, dan terlibat dalam pemilihan anggota dewan atau pimpinan negara. Contoh kasus :[2]
JAKARTA, iNews.id - Polemik keberadaan taksi online terus memanas. Setelah Peraturan Menteri Perhubungan (Permenhub) No 26 Tahun 2017 dibatalkan oleh Mahkamah Agung (MA), Kementerian Perhubungan (Kemenhub) kemudian menerbitkan Peraturan Menteri (Permen) No 108 Tahun 2017 tentang taksi online.
Kehadiran Permenhub tersebut kembali dipermasalahkan para pengemudi taksi online karena dinilai merugikan. Saat ini, kebutuhan transportasi yang aman dan nyaman sudah tidak bisa ditunda-tunda lagi. Berbagai inovasi dilakukan pemerintah pusat untuk menyediakan angkutan bagi warga DKI Jakarta yang memiliki mobilitas tinggi.
Melihat kebutuhan itu, hadirlah sebuah moda angkutan yang dikombinasikan dengan kemajuan teknologi. Angkutan berbasis online yang digarap pihak swasta pun hadir dengan berbagai kemudahan dan kenyamanan.
Namun, hadirnya angkutan tersebut menuai pro dan kontra. Kecemburuan diperlihatkan angkutan konvensional. Mereka yang telah lebih dulu hadir mengaku merugi atas kehadiran taksi online. Desakan pembubaran taksi online pun disuarakan pengemudi angkutan konvensional.
Taksi konvensional mengaku merugi melihat adanya gesekan di jalan yang berpotensi menimbulkan gangguan keamanan. Akhirnya, Kemenhub mengeluarkan Permen No 26 Tahun 2017, yang kemudian ditolak mentah-mentah pihak angkutan online karena merugikan. Kemudian Permenhub tersebut dibatalkan oleh MA.
Tak mau kehilangan waktu, Menhub Budi Karya Sumadi meneken Permenhub baru No 108 Tahun 2017 tentang Taksi Online. Peraturan tersebut bukan diterima dengan lapang dada oleh angkutan online, namun malah dinilai tak ada bedanya dengan peraturan sebelumnya.
Masalah taksi online dan konvensional adalah contoh dari problematika preferensi antar kelompo. Taksi konvensional dirugikan. Kepentingan taksi konvensional tidak terefleksikan pemerintah, sehingga diterbitkan Peraturan Menteri (Permen) No 108 Tahun 2017 tentang taksi online, yang kemudian ditolah Mahkamah Agung (MA).
            Jika politik dan ekonomi tidak dapat dibedakan dengan jelas, mungkin istilah tersebut menampilkan dua nama dengan proses yang sama. Keduanya fokus dengan mengorganisasi dan mengoordinasi kegiatan manusia, mengoptimalkan sumber daya (marshalling), mengelola konflik, mengalokasikan kewajiban dan manfaat, menyajikan pemenuhuhan keinginan dan kebutuhan manusia. Meskipin kemakmuran-keadilan, pasar-pemerintah, dan individu-masyarakat saling terkait, tapi mereka tidak identik. Tetap memerlukan ketelitian membedakan urusan politik dan ekonomi.
Pasar Sebagai Lembaga Ekonomi
Pasar adalah sistem pertukaran dimana pilihan individu untuk memasok dan meminta sumber daya atau produk saling berinteraksi menentukan harga. Untuk mengasses potensi pasar untuk mencapai tujuan kemakmuran, maka perlu untuk mengkaji tiga dimensi kemakmuran : efisiensi, pertumbuhan dan stabilitas.

Efisiensi
Pasar persaingan sempurna, dengan beberapa pengecualian, mengarahkan sumber daya menuju nilai guna yang sangat tinggi, tercermin pada hasil “Pareto optimal” atau efisiensi ekonomi, dimana “tidak ada satu orangpun yang akan lebih baik tanpa membuat orang lain merugi”. Pasar mengoordinasikan jumlah besar transaksi dengan pengawasan politik yang minimal. Harga menyajikan informasi dan insentif untuk mengarahkan individu dan dunia usaha dalam membuat pilihan rasional mengenai penggunaan sumber daya dan pembelian produk.
            Pasar mencapai efisiensi melalui individu untuk membuat keputusan transaksi yang saling bermanfaat. Individu akan bertransaksi dengan yang lainnya hingga mereka mencapai tingkat utiliti maksimal yang sesuai dengan batasan sumber daya. Persaingan mempromosikan efisiensi pasar. Perusahaan dan individu di bawah tekanan konstan untuk mengadopsi teknologi yang lebih efisien, menggunakannya untuk memproduksi dengan kemungkinan biaya terendah.
            Namun pasar juga tidak sempurna. Ada hambatan untuk masuk, sumber daya yang tidak mobile, kurangnya informasi, differensiasi produk, dan konsentrasi kekuatan yang menyebabkan kondisi teknis produksi dan upaya individu terhambat. Ketidaksempurnaan ini menyebabkan inefisiensi.
            Biaya transaksi juga mengurangi efisiensi. Biaya transaksi adalah setiap biaya yang terkait transaksi, mencakup biaya untuk memperoleh informasi barang dan jasa, kontrak atau perjanjian bisnis satu paket dengan pengawasan dan penegakan aturannya. Tingginya biaya transaksi kadang menghambat pembentukkan pasar. Contoh, tidak ada pasar udara bersih, sebab, masyarakat harus mencurahkan waktu dan biaya untuk mengorganisasi dan negosiasi dengan perusahaan untuk mereduksi polusi. Ketika tidak ada pasar, biaya dan manfaat eksternal muncul dari transaksi pasar. Tanpa pasar udara bersih, produksi baja dapat menimbulkan biaya polusi bagi warga lokal. Ketika biaya eksternal muncul, maka pemerintah dapat mengimprove efisiensi dengan perpajakan atau peraturan yang mengikat kegiatan industri. Pada pihak lain, ketika diterima manfaat eksternal yang besar, pemerintah dapat meningkatkan efisiensi dengan cara menyediakan barang publik. Contoh barang publik : pertahanan nasional, jalan tol, polisi dan pemadam kebakaran.
            Persaingan individu yang menentukan perilaku pasar dapat juga bertolak belakang dengan efisiensi. Persaingan yang sangat kuat dapat memperlemah ikatan sosial, menimbulkan keterasingan, apatis atau ketidakpekaan, dan permusuhan. Kondisi psikologis ini sering menimbulkan rendahnya produktivitas, kriminal, dan konflik sivil, dan semunya berdampak pada efisiensi.
            Meskipun pasar dapat mencapai efisiensi, namun bisa gagal untuk mencapai maskud efisiensi sosial. Efisiensi ekonomi hanya mengacu pada pemenuhan preferensi individu yang diperoleh dengan uang dan kemampuan pemenuhan melalui komoditi, sedangkan efisiensi sosial mempertimbangkan tujuan yang diadopsi melalui pemerintah yang mungkin tidak dapat dipenuhi oleh daya beli individu, atau hanya dapat dicapai dengan tindakan kolektif. Contoh, kelompk difabel memerlukan akses publik atau fakir miskin perlu perumahan, akan terabaikan oleh mekanisme pasar, tapi komunitasnya dapat meningkatkan efisiensi sosial dengan kekuatan pemerintah untuk mengalokasikan sumber daya bagi pemenuhan kebutuhan mereka.

Pertumbuhan
Pasar adalah mekanisme yang kuat untuk meningkatkan ketersediaan dan produktivitas sumber daya. Dengan menempatkan konsekuensi keputusan negatif dan positif secara langsung pada setiap individu, pasar menyajikan insentif yang kuat untuk membentuk perilaku hati-hati dan ulet. Ketika individu tahu bahwa dirinya memperoleh imbalan atau kerugian sebagai konsekuensi dari tindakanna, mereka akan termotivasi untuk menimbang pilihannya lebih hati-hati. Hasil dari insentif pasar akan tambahan sumber daya, kualitas sumber daya di upgrade, dan inovasi dikembangkan. Kombinasi pengembangan teknologi dan ekspansi sumber daya menjadi pendorong bagi pertumbuhan ekonomi.
            Pasar juga membantu perkembangan perubahan psikologis yang kondusif bagi pertumbuhan. Dengan meminimisasi kendala moral dan budaya, pasar meningkatkan peran individu untuk menciptakan identitasnya dengan mengacu pada ikatan tradisi dan ekspektasi. Kepercayaan diri individu membentuk gaya hidup dan ekspresi. Membangkitkan bakat terpendam. Proses penemuan diri ini dan pembaharuannya menjadi sumber daya yang berarti bagi dinamisme pasar. Produktivitas dan inovasi mengalir dari energi individu, berkontribusi meningkatkan standar hidup, dan kembali akan memperluas kesempatannya dan memperbaharui motivasinya yang jadi hal mendasar (essential) terhadap ekspansi ekonomi.
            Kemampuan pasar untuk pertumbuhan dapat terkendala oleh ketidakmampuan untuk membangun kecukupan infrastruktur sosial dan ekonomi. Pertumbuhan memerlukan sistem transportasi, pendidikan, dan barang publik lain yang tidak dapat dipenuhi oleh pasar (karena kesulitan bagaimana menetapkan harganya). Kendala lainnya adalah ketidakpastian terkait kurangnya informasi. Investor akan enggan untuk membiayai bisnisnya ketika resiko bisnisnya begitu besar.
            Persaingan individu terkait dalam sistem pasar adalah fungsi dari pertumbuhan. Persaiangan status sosial melibatkan konsumsi yang berlebihan untuk menampilkan kemakmurannya. Sementara tingginya konsumsi berkontribusi pada perluasan ekonomi, tapi jika tingkat tabungan rendah, maka dapat menghambat investasi dan karenanya merusak pertumbuhan jangka panjang. Persaingan juga menciptakan ketidakamanan, individu berusaha melindungi dirinya sendiri dengan membentuk organisasi dan kelompok kepentingan untuk menekan fleksibilitas dan dinamisme pasar.

Stabilitas
Pasar fleksibel dalam merespon pola perubahan preferensi konsumen, teknologi, dan ketersediaan sumber daya. Melalui mekanisme harga, perubahan tersebut dengan cepat mengundang reaksi bisnis dan konsumen untuk menyesuaikan produksi dan konsumsinya. Pasar berkontribusi terhadap stabilitas dengan menyesuaikan diri terhadap ketidakseimbangan. Pasar keuangan juga berkontribusi terhadap stabilitas. Ketika perekonomian melambat, tingkat suku bunga turun dan mendorong pinjaman dan investasi menarik kembali. Sebaliknya, ketika perekonomian memanas, suku bunga meningkat maka akan menekan pinjaman dan investasi.
            Ketidakstabilan pasar secara terpisah dijelaskan oleh peran ekspektasi pelaku ekonomi. Pergeseran psikologis ke arah pesimisme pada investor dapat menciptakan krisis keuangan yang melimpah terhadap perekonomian riil, menghasilkan resisi dan pengangguran. Sebaliknya, optimisme akan mengarah pada investasi baru dan tingginya pengeluaran yang dapat menekan inflasi.
Pasar Sebagai Lembaga Politik
Meskipun pasar dipandang sebagai lembaga ekonmi, pasar juga menampilkan fungsi penting dalam mencapai keadilan sebagau tujuan politik. Peran pasar sebagai lembaga politik dapat dipahami dengan melihat kapabilitasnya dalam mempromosikan dimensi keadilan : kemerdekaan, persamaan dan ketentraman.

Kemerdekaan
Pasar menyediakan rentang lebar kemerdekaan. Setiap individu memiliki hak untuk memilih terkait kesempatan kerja, tempat tinggal, pola konsumsi, dan hubungan sosial. Alternatif yang bersaing menjadi kendala kekuatan setiap orang atau perusahaan untuk menekan dan memanupilasi orang atau perusahaan lain.           Namun ketika pasar memberikan rentang pilihan, pasar juga membatasi pilihan. Pasar hanya menyediakan komoditi yang dapat dijual dan tingkat keuntungan tertentu, dan karenanya gaga untuk merespon permintaan barang publik, seperti halnya pertahanan keamanan negara, lingkungan yang bersih, dan transportasi publik.
Secara sejarah, keterkaitan pasar dan kemerdekaan berbasis pada asumsi bahwa “kepentingan individu yang berbeda berujung pada harmonisasi”. Jika tidak ada transaksi yang memaksa, maka seluruh transaksi harus memberikan manfaat bagi pembeli dan penjual dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Bagaimanapun, rekaman dunia pasar riil memberikan ilustrasi bahwa kemerdekaan satu individu membatasi kemerdekaan yang lainnya. Pasar dapat membuka praktik monolopi industri, polusi lingkungan, dan diskriminasi.

Persamaan
            Dengan kekuatan permintaan dan penawaran yang dapat menetapkan harga sumber daya, pasar juga mendistribusikan imbalan pada kemampuan setiap orang untuk menyajikan sumber daya yang bernilai. Pasar mengizinkan individu untuk memutuskan berapa banyak sumber daya yang tersedia, dan berapa lama waktu dan kewajiban untuk terlibat dalam meningkatkan kualitas sumber dayanya. Potensi pasar untuk mencapai persamaan juga terbuka melalui kesempatan. Pada pasar persaingan sempurna, karakteristik individu seperti ras, gender, agama, etnis, tidak berkaitan dalam menentukan keberhasilan seseorang. Individu yang kurang berhasil, rasa sakit hatinya diredam oleh kesempatan yang diberikan sumber daya dan dengan persepsi bahwa imbalan sumber daya terkait dengan produktivitas.
            Konsentrasi kekayaan dan kekuatan biasanya muncul dalam perekonomian pasar. Penyebabnya karena penguasaan teknologi atau individu yang membangun organisasi untuk menguasai persaingan dan mengendalikan kekuatan pasar. Konsentrasi mengubah harga pasar dan alokasi sumber daya. Hasilnya terefleksikan pada pendapatan personal. Orang pada kelompok yang kuat biasanya memperoleh pendapatan lebih tinggi dari orang pada kelompok yang lemah.
            Persamaan pada masyarakat pasar memerlukan persamaan kesempatan, tapi ketika persaingan menimbulkan kesenjangan pemilikan kekayaan, maka kesempatan setiap orang menjadi terbatasi. Orang masuk ke dalam pasar persaingan dengan kewajiban atau manfaat yang diwariskan oleh latar belakang keluarganya, tetangganya, sekolah dan budayanya. Ketika kondisi tersebut sangat beragam, maka persamaan sejati kesempatan tidak akan terjadi.
            Terakhir, pasar juga tidak adil, karena hanya merespon kebutuhan manusia yang diperoleh dengan uang. Tak satupun pasar yang mempertimbangkan maupun mengalokasikan sumber daya untuk melindungi hak asasi manusia. Contoh hak asasi manusia termasuk hak terhadap perlindungan individu terhadap tindakan kriminal, hak terhadap barang public, dan hak terhadap kesehatan dasar.

Tatanan
            Pasar menjadi dasar hubungan manusia berbasis pada pertukaran hak istimewa (privilege) dan hirarki. Melalui sifat hak kepemilikan dan hak sivil, individu hanya terlibat dalam transaksi atas pilihannya. Kemerdekaan memilih dan berpendapat berkontribusi pada kesejahteraan dan biasanya membentuk tatanan masyarakat.
            Pasar juga membangun tatanan dengan meningkatnya spesialisasi tenaga kerja, sedemikian hingga beragam dan membentuk mutually dependent. Ketika individu memperoleh manfaat dari transaksi pasar, mereka memiliki kepentingan dalam memperlakukan yang lain secara hormat. Suatu bangsa tidak akan berperang ketika kesejahteraan ekonominya tergantung pada kemakmuran partner dagangnya.
            Terakhir, pasar berkontribusi pada tatanan dengan mendistribukasikan manfaat dan beban masyarakat tanpa otoritas politik yang terlihat. Keberhasilan dan kegagalan seseorang adalah hasil dari kekuatan pasar, dengan demikian tidak ada alasan yang jelas untuk marah dan cemburu. Ketika seorang individu menerima tanggungjawab dari takdirnya, maka tidak akan mengacaukan masyarakatnya.
            Dinamisme pasar merusak nilai tradisional dan struktur sosialnya. Seiring dengan tiap individu untuk mencapai kepentingan pribadinya, kohesifitas masyarakat dan tujuannya terreplace oleh kepuasan konsumsi dan kepemilikan komoditi. Individualisme ini merusak kebaikan tatanan sosial. Fungsi pasar hanya akan bekerja dengan baik dalam kontek sosial yang berbasis pada norma etis dan hak individu. Ketika perilaku self-interested menjadi nilai masyarakat, ikatan sosial akan kusut.
            Sumber potensi lain kekacauman dalam masyarakat pasar adalah munculnya pertentangan kepentingan antara pemilik sumber daya produktif dengan pekerja. Pemilik secara umum menetapkan tujuan jumlah produksi terbesar dengan cara meminimumkan biaya pekerja,  sedangkan pekerja ingin upah lebih tinggi dan kondisi kerja yang lebih memuaskan. Konflik tersebut dapat menimbulkan kemarahan, kriminal, rasial dan kegelisahan etnis.
Pemerintah Sebagai Lembaga Politik
            Sebagai lembaga politik, pemerintah memiliki tanggung jawab atas keadilan dengan mempromosikan kemerdekaan, persamaan, dan tatanan sosial. Bagaimanapun pemerintah juga memiliki potensi untuk melanggar gagasan tersebut.

Kemerdekaan
            Pemerintah memperbolehkan warga masyarakat untuk mencapai tujuan mereka sebagai cermin dari kemerdekanaan. Contoh, pendididikan, keamanan nasional, dan keamanan masyarakat diperoleh melalui pembiayaan pemerintah. Kemerdekaan lebih dari sekedar kendala eksternal, kemerdekaan juga memerlukan tingkat dasar kesejahteraan material dan lingkungan sosial yang kondusif untuk membangun dan menggali kapasitas manusia. Pemerintah dapat berkontribusi terhadap kondisi kemerdekaan tersebut dan juga meredam kekuatan individu dan kelompok dari upaya mereka untuk membatasi kemerdekaan masyarakat. Dengan memberikan alternative terhadap pasar sebagai arena dimana tujuan dapat dicapai, pemerintah tidak hanya meningkatkan pilihan yang tersedia bagi masyarakat, tapi membolehkan untuk memperbedasar rentang pilihan dan nilai. Contoh, komitmen masyarakat terhadap kesamaan rasa atau perlindungan lingkungan akan menguat ketika tindakan pemerintah sesuai dengan tujuannya. Pemerintah tampil sebagai model dan guru, mendorong masyarakat untuk memunculkan kapasitasnya. Tidak sedikit kebijakan public yang didukung yang rendah, dan karenanya pemerintah melanggar ketentuan terhadap kemerdekaan warga masyarakat. Pajak, peraturan, dan hukum menjadi kendala ketika disetujui oleh suara mayoritas, tidak melanggar hak individu, dan bertujuan mempromosikan kepentingan publik. Ketika masyarakat modern sering mengalami consensus yang kurang pada hak individu dan kepentingan public, maka tindakan pemerintah tertentu dapat diartikan sebagai pelanggaran terhadap kemerdekaan. Secara umum, pemerintahan demoktratis memiliki sifat mementikan mayoritas dibandingkan minoritas.
            Dengan kemampuan monopoli terhadap polisi dan militer, pemerintah berpotensi untuk membatasi kemerdekaan. Beberapa pemerintahan telah merevisi atau meninggalkan hukum pertukaran tahanan, perebutan harta rampasan, dan pengawasan. Kemerdekaan terbatasi juga tanpa tekanan yang terlihat. Jika bagian masyarakat mempengaruhi pemerintah, maka tindakannya menampilkan kepentingan publik dan menjadi alat kekuatan kelompok untuk menekan anggota masyarakat lainnya.

Persamaan
            Persamaan membutuhkan perlakukan yang sesuai dengan haknya. Sistem pasar hanya mempertimbangkan hak kepemilikan dalam urusan distribusi pendapatan, dan konsep persamaan yang lebih luas mencakup pertimbangan hak asasi manusia. Melalui kak kepemilikan, pemilik akan memperoleh pendapatan berbasis pasar dari sumber dayanya, sementara pemerintah memperhatikan hak asasi manusia untuk melindungi kepentinganya. Ketika persamaan yang berbasis pada hak kepemilikan tergantung pada  kriteria produktivitas, hak kepemilikan mempertimbangkan kriteria persamaan lain dari kebutuhan, martabatnya, atau status kewarganegaraanya. Jika hak asasi manusia memberikan akases individu terhadap sumber daya, maka hanya pemerintah yang dapat melindungan hak tersebut dan memelihara persamaan.
            Pasar persaingan mendistribusikan pendapatan dengan mempertimbangkan produktivitas sumber daya. Ketika pemeritah mengesampingkan distribusi pasar, maka akan menghadapi masalah memformulasikan kriteria persamaan. Pemerintahan demokratis akan menerima input dari warga masyarakat. Warga masyarakat memiliki konsepsi yang berbeda mengenai persamaan, dan akan menimbulkan konflik pada pemerintahan. Akan ada persaingan antara kelompok kepentingan. Kelompok yang kuat akan memenangkan persaingan. Hasilnya, pemerintah sendiri mungkin menjadi sumber kesenjangan, kebalikan dari persamaan.
Tatanan
            Pemerintah mempromosikan tatanan interaksi manusia dengan mendefinisikan dan menegakan hak dan kewajiban. Tanpa pengetahuan hukum, resolusi konflik akan menghabiskan sumber daya ekonomi dalam jumlah besar. Pemerintah juga membangun tatanan dengan memelihara budaya masyarakat. Dan, pemerintah juga memelihara tatanan dengan mengatur insentif agar motif self-interest konsisten dengan kepentingan publik.
            Karena pemerintah menggantikan distribusi paar, warga masyarakat akan menggunakan kekuasaan pemerintah untuk memberikan manfaat kepadanya. Proses ini menjadi saling menguatkan. Seiring dengan diperolehnya manfaat oleh individu atau kelompok, maka uang akan mengalir ke pemerintah. Kelompok kepentingan berkembang biak dan membutuhkan penguatan pemerintah. Politisasi perekonomian tersebut dapat menimbulkan kekacauan pada tatanan melalui dua cara. Pertama, sumber daya produktif dapat bergeser pada perjuangan politik untuk mengendalikan pemerintah, dan akan menghasilkan lambatnya pertumbuhan serta mereduksi persaingan. Kedua, ketika pemerintah menjadi determinan utama keberhasilan individu dalam masyarakat yang kurang konsensus pada keadilan sosial, maka akan muncul kemarahan pada pemerintah dan akan mengerosi dukungan terhadap pemerintah. Warga masyarakat mendefinisikan pemeirntah sebagai alat dimana kelompok tertentu memelihara hak istimewanya.

Pemerintah sebagai Lembaga Ekonomi
            Tujuan utama kemanusiaan adalah mencari keamanan. Salah satu strategi untuk memperoleh keamanan adalah tindakan individu untuk mengklaim sumber daya. Pendekatan alternatif untuk memperoleh keamanan adalah kerjasama dan koordinasi kegiatan masyarakat untuk meningkatkan kemampuan kelompok agar memiliki kemampuan untuk menangani kelangkaan dan ketidakpastian. Tindakan kolektif akan lebih efektif dibandingkan tindakan individual.      

Efisiensi
            Pemerintah dapat mengimprove efisiensi dengan mengatasi ketidaksempurnaan pasar. Contoh, kekurangan informasi dapat dipenuhi dengan bantuan pemerintah. Konsentrasi terhadap kekuatan privat yang merintangi persaingan dapat diatasi dengan peraturan antitrust, regulasi atau kepemilikan publik. Ketika eksternalitas eksis, pemerintah dapat mengarahkan sumber daya dengan perpajakan, subsidi, regulasi atau secara tidak langsung melalui pembiaayaan seperti halnya ketahanan nasional dan jalan tol.
            Pemerintah juga mempromosikan efisiensi dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas ketersediaan sumber daya produksi. Pada masa resesi, pemerintah dapat membuat kebijakan untuk menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan produksi. Pendidikan publik menunjang keahlian angkatan kerja. Stabilitas diciptakan melalui sistem hukum.
            Pemerintah memiliki kekurangan tekanan internal untuk mencapai efisiensi. Ketika barang publik dibiayai melalui perpajakan, mungkin tidak akan memuaskan, karena tidak ada ketakukan kehilangan pelanggan. Proses birokrasi biasanya lambat dan tidak fleksibel. Semua masalah ini

Pertumbuhan
            Pemerintah adalah kesatuan kemampuan masyarakat untuk menghasilkan jumlah lebih dari yang dikonsumsi dan mengarahkan surplus tersebut kepada investasi yang lebih produktif. Pemerintah dapat mengimprove kemampuan pasar untuk menghasilkan surplus. Kontrol terhadap pajak, pengeluaran dan suku bunga, dapat mengarahkan sumber daya terhadap akumulasi modal. Melalui pembiayaan pendidikan dan penelitian, pemerintah dapat menunjang pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Pemerintah dapat mereduksi  ketidakpastian investasi melalui hak kepemilikan yang terdefinisi, menghasilkan sistem hukum, menyeimbangkan kondisi pasar.
            Pajak dan pinjaman pemerintah dapat menyerap uang yang sebaliknya dapat mengalir pada investasi swasta yang produktif. Regulasi dapat menggeser sumber daya dari penggunaan yang efisien dan dapat menanggulangu stagnasi. Subsidi dan bentuk perlindungan hukum lain menjadi perisai perusahaan dari tekanan persaingan yang mengarah pada innovasi. Redistribusi pendapatan melalui pemerintah dapat menentukan insentif untuk terlibat pada kegiatan produktif. Upaya pemerintah untuk mencapai persamaan melalui distribusi pendapatan cenderung merintangi keberhasilan, dan berpotensi mengurangi dinamika pasar yang berpotensi pada pertumbuhan.
Stabilitas
            Kehadiran kekuasaan pemerintah meningkatkan stabilitas dengan meminimisasi konflik dan menyediakan keamanan terhadap hak milik. Pemerintahan yang tepat dapat meningkatkan kepercayaan bisnis yang mendasari stabilitas. Contohnya adalah hukum antritrust, upah minimum, pajak progresif dapat meredam ketidakseimbangan pasar.
            Namun upaya pemerintah untuk mengarahkan sumber daya dan mengubah distribusi pendapatan dapat menimbulkan ketidakstabilan. Pemerintah memiliki kekuatan untuk menciptakan siklus bisnis politik dalam elektabilitas, dan dapat memberikan stimulus terhadap perekonomian. Nmaun ketika berakhir, perekonomian dapat mengarah pada resesi.

Politik Ekonomi

            Analisis pasar dan pemerintah, sebagai lembaga politik dan ekonomi, menyatakan bahwa tidak satupun yang kapabel untuk mengorganisir masyarakat untuk memberikan kemakmuran dan keadilan. Kedua institusi memiliki kelemahan dalam menyeimbangkan proses politik dan ekonomi untuk mempertahnakan kesehatan masyarakat. Dalam pengertian positif, setiap institusi dapat melengkapi kelemahan masing-masing. Bagaimanapun, pasar dan pemerintah dapat menimbulkan kekuatan yang satu sama lain memperkuat
            Ketika pasar dan pemerintah berinteraksi satu sama lain, upaya untuk menganalisisnya secara terpisah akan mengurangi pemahaman terhadap sistem sosial. Politik dan ekonomi adalah dua segi proses dimana masyarakat diorganisasi untuk mencapai tujuan individu dan masyarakat. Untuk mempelajari proses ini, pendekatan interdisipliner melalui “politik ekonomi” adalah hal mendasar. Meskipun politik ekonomi ditinggalkan oleh llmuwan sosial sejak abad ke-19, namun di abad ke – 20 ini masih tetap relevan. Pada kejadian depresi besar dan dua perang dunia, isu seperti pertumbuhan, distribusi, dan stabilitas ditransformasi dari ekonomi ke isu politik. Politik ekonomi memberikan potensi untuk menganalisis dan merespon masalah pada masyarakat modern, dimana kehidupan public dan privat menampilkan konflik


[1] https://www.merdeka.com/sehat/selain-agar-tidak-lapar-ini-alasan-kenapa-manusia-harus-makan.html diakses tanggal 02 Februari 2018 Jam 08.00

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

IDE IBNU KHALDUN TENTANG KEUNTUNGAN DAN REZEKI

IDE IBN KHALDUN TENTANG KEUNTUNGAN DAN REZEKI Yuhka Sundaya Departemen Ekonomi Pembangunan Unisba Sekitar 7 abad yang lalu telah hadir cende...