Yah, gimana gambar bisa masuk ke 'whatsapp' yah ?

Yuhka Sundaya

REALITAS DAN DIGITAL

"Yah, bagaimana gambar di whatsapp hp (handphone) aku bisa dikirim ke Ayah?" tanya anakku yang kedua, pagi-pagi sekitar jam 8nan, ketika mau ngerjain tugas sekolah. 

"Tinggal klik logo seperti 'penjepit kertas', klik 'galery', pilih gambarnya, trus klik 'send' yang seperti 'pesawat kertas', jawabku. 

"Iya, itu 'mah' aku udah tau !" tangkis anakku, dan bertanya kembali, "Maksudnya, gimana 'ceritanya' kalau aku kirim foto ke Ayah, terus tiba-tiba bisa ada di 'WhatsApp' Ayah ?".

"Ya kan foto itu masuk ke gelombang, terus masuk ke HP kamu" jelasku sambil nganggap "ngga penting".

"Gini !" kata anakku sambil memeragakan dua tangannya, dan ekspresi menyerang, berbicara dengan wajahnya berjarak sekitar 50 sentimeter, karena ngeliat 'babehnya' ngga serius kali yah.

"Kalau aku ngasih pisang ke Ayah, kan keliatan pindah dari tangan aku ke Ayah !"

"ooo itu, iya iya ngerti", lirihku sambi berpikir. "Ntar Ayah cari tau dulu deh, biar ngga salah jelasinnnya, oke ?" jawabku berusaha jujur atas kebodohan

Bodoh 'lah'. Tiap hari pake handphone, saling kirim data, ngga tau gimana proses data itu bisa masuk dari satu aplikasi handphone ke aplikasi handphone yang lain. Bahkan bisa antar aplikasi. Bagaimana bisa pesan teks, gambar, audio, video, dan video-audio bisa keluar dari satu handphone, terus masuk ke handphone lain yang dituju. Itulah maksud pertanyaan anakku.



Malam harinya, perselancaran dimulai via google dan youtube. Otak muter nge-search dengan kata kunci yang sesuai dengan pertanyaan anakku. Ngga ketemu juga. Pake kata kunci "wave from .....", ngga nemu juga. Terus aja muter-muter nyari "kata kunci' yang pas. Akhirnya, Saya coba telusuri dengan teori gelombang, 'konversi realitas, analog ke digital', dan seterusnya, sampailah pada temuan frase 'binary code'. Aku menemukan tayangan-tayangan '0 1 00 1 11 00". Canggih juga ini algoritma genetika internet, sangat membantu banget, ngga usah keliling-keliling perpustakaan mencari populasi atau induk dari kata kunci yang ada dikepala. Sepintas terpikir model 'probit' dan 'logit' pada pelajaran ekonometrika ketika menjelaskan masalah pilihan biner, 'ya' atau 'tidak'.

Sempat juga terpikir, ketika merekam sebuah lagu dengan menggunakan audio interface, diolah dengan Cubase 5 (jadul hihihi), kemudian diekspor jadi file WAV, dan dikonversi jadi MP3, terus saya kirim ke band mates Saya, itu gimana cara kerjanya ya ? belum lagi audio-video yang Saya bikin, kemudian bisa diupload pada channel youtube, dan bisa diliat oleh Internet Citizens (Netizen), gimana itu ? 

Anakku sudah tertidur lelap. Saya harus lebih cepat. Jangan sampai esok pagi ada 'hutang pengetahuan' kepadanya.

Ternyata induk dari genetika 'pertanyaan' anaku diretas dari 'kode biner' atau 'binary codes'.

Saya memutuskan untuk memelajari dulu formulasinya dari yang termudah. Bagaimana data berbentuk teks dikirim dan bisa diterima antar handphone ? Dengan harapan logikanya bisa dikembangkan pada data yang lebih rumit seperti gambar, audio dan video-audio.

Transfer Data Teks

Misalnya, teksnya berbentuk 'angka'. Ternyata, angka tersebut dikonversi menjadi angka biner (binary). Angka biner hanya ada 2, yaitu '0' dan '1'. Konversinya menggunakan 'penggaris' berbasis 'angka 2' yang dipangkatkan terus menerus dengan bilangan bulat positif (positive integer) seperti : 20, 21, 2dan seterusnya. Wow, rumusan ini ternyata telah dibuat oleh Gottfried Wilhelm Leibniz yang lahir 1 Juli 1646. Nama yang ketika SMP atau SMA pernah didengar dari penjelasan Guru Matematika. Sayangnya waktu itu masih hoby maen, dan matematika menjadi istilah yang menyeramkan. Saking menyeramkannya, lingkungan pergaulan Saya waktu itu 'membunuh' karakter matematika dengan berbagai ekspresi.

Bagaimana penggaris dengan bilangan berbasis angka 2 tersebut bisa menjadi angka biner ? Dalam pikiran Saya, ini bisa dinamakan kamus konversi. Ini dia kamusnya :

Gambar 1. Konversi Angka ke dalam Kode Biner

Jika kita ingin mengubah angka '70', maka caranya adalah seperti ini :
  • Identifikasi 'letak' angka '70', yang ternyata ada diantara (26 = 64) dengan (27 = 128).
  • Mulai menghitung dari batas yang lebih kecil dari '70', yaitu (26 = 64).
  • Perhitungannya menggunakan 2 baris. Baris pertama digunakan untuk menguji konsistensinya.
Video 1. Peragaan Konversi Angka '70' menjadi 'Angka Biner'

Nah, proses 'jadul' itu sekarang 'mah' sudah bisa dibantu oleh alat konversi onlineRapidtablesSelanjutnya, Saya hanya bisa menjelaskan bahwa kode biner yang berlaku sekarang dikelola oleh American Standard Code for  Information Interchange (ASCII).

Gambar 2. Tabel Konversi Angka ke dalam Kode Biner Online 

  • Kode '1000110' hasil konversi di dalam perangkat lunak handphone adalah paket atau 'barang' yang siap dikirim. Dikirim melalui gelombang listrik, bukan oleh seorang 'postman'. Bentuk 'paket' gelombangnya mungkin berbentuk diskrit seperti ini ya ?:






 

 



 

Gambar 3. Bentuk gelombang '1000110'  


Oleh karena itu, paket harus diantar ke Kantor Pos. Tapi bukan Kantor Pos yang di Jalan Asia Afrika, melainkan jaringan seluler yang kita pakai : Telkomsel, Smartfren, IM3, XL dan lain-lain. Mereka yang disebut dengan 'Home Mobile Swithcing Center' atau disingkat 'Home MSC'. Karena jaringan seluler bermacam-macam, dan memungkinkan 'kirim-kiriman paket' lintas jaringan seluler, maka ada kantor namanya 'Foreign MSC'. Oleh karena itu, wajar jika perusahaan seluler mencurahkan uangnya untuk investasi 'tiang pemancar' yang tersebar di banyak lokasi. Saya mungkin jelasinnya pake logika yang berlaku di kepala aja ketika nulis ini. Cara kerja jaringan internet dan seluler selengkapnya dapat dipelajari pada channel youtube keren pisan: Lesics Indonesian. Nomor handphone kita analog dengan alamat rumah kita, yang tidak akan tertukar dengan alamat rumah orang lain.

Kode biner bisa jadi energi listrik dan masuk ke gelombang elektromagnetik gimana ?
Gelombang elektromagnetik ? tidak terlihat tapi eksis dalam kehidupan komunikasi.
Siapa yang bikin gelombang elektromagnetik ? 

Itulah pertanyaan-pertanyaan yang masih tersisa. Tapi waktu telah menunjukkan pukul 03.00. Biasanya anakku bangun jam 4, dan pasti menagih 'utang pengetahuan'. Jadi Saya putuskan untuk skip dulu pertanyaan ini. Tapi tersimpan betul untuk menangkis pertanyaan anaku ketika sudah advance.

Transfer Data Gambar Hingga Audio Visual

Cara kerja dasar transfer data teks, dapat dikembangkan untuk data jenis gambar hingga audio visual. Data tersebut, caranya sama, dikonversi dengan kode ASCII. Menjadi kode biner yang tentunya lebih kompleks, lebih rumit, karena menyangkut presisi serta resolusinya. Akan tetapi cara kerja yang menjadi pertanyaan artikel ini sama. Kode menjadi gelombang kemudian merambat melalui sinyal listrik dan elektromagnetik, kemudian sesuai alamat pos rumahnya (IP Address), akan sampai pada handphone kita.

Adakah hubungan produsen ASCII dengan frase yang sering diamplifier oleh para pimpinan kampus, "revolusi industri 5.0" ? ๐Ÿ˜‚ 

Kode itu berlaku untuk banyak device komunikasi, tidak hanya handphone melainkan personal computer, laptop dengan beraneka ragam aplikasi di dalamnya. Nah lho ???

Pagi Hari ?

Ternyata benar, setelah shalat subuh, anakku menagih utang kemaren. Kertas polos dan pensil menjadi media untuk menerangkan apa yang Saya tulis tadi, semampunya, dan sebisanya. Minimal, dia paham dulu deh bagaimana 'data' dikonversi menjadi '0s' dan '1s' yang diproduksi Leibniz. Serasa punya ilmu 'kanuragan', begitu kakaknya yang baru belajar di kelas 3 SMA turun ke bawah jam 6 pagi, sontak dia langsung pamer-pamer pengetahuan tadi. ๐Ÿ˜‡๐Ÿ˜‡๐Ÿ˜‡

Semoga cerita ini ada manfaatnya.
Terimakasih












Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Verifikasi Google

  google-site-verification: google67145768451a2970.html